Rabu, 22 April 2009

Momentum Peringatan Hari Bumi

PMII JEMBER GELAR AKSI PERINGATI HARI BUMI

Jember, 22/4 (ANTARA) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember, Jawa Timur, Rabu, menggelar aksi unjuk rasa menolak eksploitasi tambang di Jember, dalam rangka memperingati Hari Bumi di bundaran DPRD Jember.
Mereka membagi-bagikan selebaran ajakan untuk melestarikan lingkungan dan menggelar aksi teatrikal cinta lingkungan.
Ketua PMII Jember, Abdurrahman, Rabu, menuturkan, penambangan yang dilakukan oleh pengelola tambang di Jember menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
"PMII dengan tegas menolak penambangan mangan di Silo dan mendesak Pemkab Jember mencabut izin pengelolaan tambang yang sudah dilakukan di Kecamatan Silo," katanya dengan tegas.
Menurut dia, Kabupaten Jember bukan merupakan wilayah penambangan sehingga tidak boleh dilakukan penambangan sama sekali.
"Penambangan yang ada di Jember hanya menyebabkan kerusakan lingkungan dan bencana," katanya menerangkan.
Ia menjelaskan, kerusakan hutan di Kabupaten Jember sudah semakin parah akibat penambangan dan penebangan kayu liar yang dilakukan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Tahun 2007 lalu, luas hutan yang gundul di lereng barat dan timur Hyang Argopuro tercatat sebesar 33.370 hektare, tahun ini diperkirakan lahan hutan yang gundul semakin meluas," katanya menerangkan.
Puluhan mahasiswa PMII bergerak dari bundaran DPRD menuju kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindang) Jember, mendesak Kepala Disperindag mencabut izin pengelolaan tambang di Kecamatan Silo.
Aktivis PMII, kata dia, terpalsa menyegel gerbang kantor Disperindag karena tuntutan mereka diabaikan dan tidak ditemui oleh Kepala Disperindag Jember, Hariyanto, dengan alasan yang bersangkutan tidak ada di kantor.
"Saya mengaku kecewa terhadap Kepala Disperindag yang tidak mau menemui aktivis PMII," katanya dengan nada kesal.
Terjadinya kerusakan hutan di Silo, kata dia, salah satu penyebabnya adalah pengelolaan tambang mangan sehingga Disperindag harus mencabut izin pengelolaan tambang mangan di Silo.
Para pengunjuk rasa akhirnya melanjutkan aksinya ke DPRD Jember mendesak agar anggota dewan menolak penambangan mangan yang dilakukan di Kecamatan Silo. (Zumrotun Solicha)

Tidak ada komentar: